Pengolahan Citra Menggunakan Morfologi Citra

 

Pengertian Morfologi

Istilah morfologi semula berasal dari pembelajaran mengenai bentuk-bentuk atau struktur tumbuhan dan hewan. Proses morfologi menunjukkan operasi tertentu yang dikenakan pada sebuah objek dengan elemen terstruktur.

            Operasi morfologi adalah teknik pengolahan citra yang didasarkan pada bentuk segmen atau wilayah dalam citra. Operasi ini antara lain meliputi: pencarian batas/kontur, dilasi, penutupan erosi (closing), pembukaan (opening), dan pengisian (filling)

            Beberapa defenisi adalah titik yang dipakai dalam operasi morfologi:

· Titik obyek, adalah titik yang merupakan bagian dari obyek. Biasanya direpresentasikan dengan nilai 0 (nol) atau warna hitam

· Titik latar, adalah titik yang merupakan bagian latar. Biasanya direpresentasikan dengan nilai 1 (satu) atau warna putih

· Titik tetangga adalah titik yang langsung bersebelahan dengan titik yang sedang ditinjau, yaitu yang berada di sebelah kiri, kanan, atas, dan bawah

Operasi-operasi morfologi citra, diantaranya:

 

1. Dilasi

Operasi dilasi dilakukan untuk memperbesar ukuran segmen obyek dengan menambah lapisan di sekitar obyek. Terdapat dua acara untuk melakukan operasi ini, yaitu dengan cara mengubah semua titik latar yang bertetangga dengan titik batas menjadi titik obyek, atau lebih mudahnya tetapkan setiap titik yang disebelahnya adalah titik obyek menjadi titik obyek. Cara kedua, yaitu dengan mengubah semua titik di sekililing titik batas menjadi titik obyek, atau lebih mudahnya tetapkan semua titik terdekat sebuah titik obyek menjadi titik obyek.

  Fungsi berikut sebagai berikut :

se=[1 0 1;0 1 0; 1 0 1]

a=imread('fikri.jpg');

b=imdilat(a,se);

angka; imshow(a);

angka; imshow(b);

c=imerode(a,se);

angka; imshow(a);

angka; imshow(c);

        Dan hasilnya sebagai berikut :

 

Perbandingan foto 1

Perbandingan foto 2

Perbandingan foto 3



2.     Erosi

Operasi erosi adalah kebalikan dari dilasi. Pada operasi ini, ukuran obyek diperkecil dengan mengikis obyek sekililing. Cara yang dapat dilakukan juga dua. Pertama, yaitu dengan mengubah semua titik batas menjadi titik latar. Kedua, dengan menset titik di samping titik latar menjadi titik latar.

sebuah. Algoritma Operasi Erosi

- Untuk semua titik dalam citra, periksa apakah titik tersebut adalah titik latar

o Jika ya, ubah semua tetangganya menjadi titik latar

o Jika tidak, lanjutkan ke titik berikutnya

  

Adapun format mathlabnya sebagai berikut:

%sintaksis untuk memilih gambar

[FileName,PathName] = uigetfile('*.jpg','Pilih File Gambar');

 

%syntax untuk memberi variabel pada gambar yang dipilih

a = strcat(NamaPath,NamaFile);

 

%syntax untuk memasukkan variabel a sebagai nilai dari variabel b

b = imread(a);

 

%sintaksis untuk mengabu-abukan citra asli

abu-abu=rgb2abu-abu(b);

 

%sintaksis untuk mengerosikan citra asli

se=strel('bola',5,5);

erosi=imerode(abu-abu,se);

 

%syntax untuk menempatkan citra asli, keabuabuan, dan citra erosi ke dalam sumbu

kapak(pegangan.axes1), imshow(b)

kapak(pegangan.axes2), imshow(abu-abu)

kapak(handles.axes3), imshow(erosi)

        Dari fungsinya didapat hasil runing sebagai berikut:

 




3. Penutupan (Penutup)

Operasi penutupan adalah kombinasi antara operasi dilasi dan erosi yang dilakukan secara berurutan. Citra asli dilasasi terlebih dahulu, kemudian hasilnya dierosi. Operasi ini digunakan untuk atau menutup lubang-lubang kecil yang ada di dalam segmen obyek. Operasi penutupan juga digunakan untuk menggabungkan dua segmen obyek yang saling berdekatan (menutup sela antara dua obyek yang sangat berdekatan).

sebuah. Algoritma Operasi Penutupan

- Untuk semua titik dalam citra, pastikan apakah titik tersebut adalah titik obyek

            Jika ya, ubah semua tetangganya menjadi titik obyek

            Jika tidak, lanjutkan ke titik berikutnya

- Periksa apakah titik tersebut adalah titik latar

Jika ya, ubah semua tetangganya menjadi titik latar

Jika tidak, lanjutkan ke titik berikutnya

 

 Adapun format mathlabnya sebagai berikut:

 f = imread('fikri.jpg');

SE = strel('cakram', 9, 0)

j = imopen(f, SE);

gambar, imshow(j);

k = dekat(f, SE);

gambar, imshow(k);

l = dekat(j, SE);

angka, imshow(l);

  Dari fungsinya didapat hasil running sebagai berikut:

 


Komentar